Memaknai Perbedaan

Memaknai Perbedaan

Kalau ada yang ribut gegara perbedaan lebay deh, apalagi perbedaan dalam hal sepele. Gue cukup bingung kenapa yaa orang-orang bisa ribut sampe adu mulut atau saling benci gegara perbedaan?

Kalau kita meninjau lewat kaca mata biologi, secara nature aja kita tuh uda beda mulai dari DNA, sel, keturunan keluarga, fisik, pun dalam kaca mata psikologi dan perilaku kita memiliki lingkungan dan pengalaman tersendiri yang mana orang lain gak bisa 100% sama, mulai dari apa yang kita lihat, kita dengar, kita baca, hobi kita, selera, imajinasi yang ada dikepala sehingga paradigma dan sudut pandang kita pasti berbeda dengan begitu impian serta achievement kita gak mungkin sama total dengan orang lain.

Kita hidup dan bernafas di bumi, bumi ibu pertiwi yang mana demokrasi dan pancasila adalah jantung ideologi, didalamnya terdapat simbol ‘bhinneka tunggal ika’ istilah tersebut sudah diterapkan dalam pendidikan kita sejak SD, iya mungkin kita lupa karena sekolah hanya untuk berangkat dan memakai seragam sehingga tak mengerti apa maksudnya bhinneka tunggal ika. “Apa sih esensisnya gue belajar itu? apa manfaatnya buat kehidupan? apakah krusial untuk masa depan? dan apa apa apa. Lagi-lagi kita gagal paham. Hidup secara bersamaan dibawah payung demokrasi maka toleransi yang membungkus. Toleransi bukan sekedar menghargai tapi lebih dari itu. Jika terdapat perbedaan pada si A dan B maka A harus menerima perbedaan B begitupun sebaliknya, kemudian A tidak dapat memaksa B untuk mengikutinya begitupun dengan B tidak bisa memaksa A untuk mengikutinya, setelah itu kita bisa hidup rukun dibawah naungan atap demokrasi dan toleransi dengan memberikan hak orang lain sesuai pilihannya.
Jika terdapat berbedaan dalam rangka pengambilan suatu keputusan maka siapkan argumen terbaik masing-masing pihak kemudian sepakati kita akan melucuti setiap argumen yang tidak sesuai dan mengambil argumen yang tepat, sehat serta positif, karena kebijaksanaan menghasilkan keputusan terbaik, maka kurangi baper siapkan logic dan mental.
(dengan restriksi: tidak merugikan dan menghina orang lain)

Meninjau kembali aspek biologi dan psikologi maka anggaplah perbedaan itu sebagai suatu varian, suatu hal yang wajar jika terdapat perbedaan pilihan politik, perbedaan bermain medsos, perbedaan pilihan ideologi, perbedaan selera aktivitas, perbedaan cara belajar, perbedaan dalam bekerja, hingga perbedaan pendekatan kita kepada tuhan.

Keberagaman akan selalu ada dan ingat perbedaan itu bisa saling melengkapi :) jaga dan rawat jangan musuhi.

-pelangi tidak akan indah jika warnanya sama-

Komentar